Selasa, 26 Juni 2012

Manusia Sebagai Makhluk Berbudaya


Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata pelajaran mulok PLH dengan membahas penyakit
endemik dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Dosen pada bidang IBD yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan
menyelesaikan tugas ini.
2.      Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................   i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................  1
      A.    LATAR BELAKANG ................................................................................................  1
      B.     RUMUSAN MASALAH ...........................................................................................  2
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA ...........................................  3
      A.    PENGERTIAN BUDAYA DAN KEBUDAYAAN ...................................................   3
      B.     PENGERTIAN MANUSIA .......................................................................................  4
      C.     MANUSIA MAKHLUK YANG BERAKAL ............................................................  9
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................. 11
      A.    KESIMPULAN .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

Bab 1
Pendahuluan


Jika kita berbicara tentang manusia sebagai mahluk berbudaya, berarti kita akan
memandang manusia dari kacamata budaya. Mengenai hal ini sepertinya sudah cukup banyak pendapat atau bukti manuisa sebagai mahluk yang berbudaya. Tulisan ini hanyalah sebagai kecil dari tulisan-tulisan yang menjelaskan manusia sebagai mahluk berbudaya, namun demikian dalam tulisan ini saya akan mencoba memaparkan tentang permasalahan ini dengan mengaitkan dengan agama islam. Tentunya dengan sumber-sumber yang saya pandang penting dalam menunjang tulisan ini.

B.
Baiklah kita mulai permasalahan pertama dengan memahami kata manusia, karena pada dasarnya dalam permasalahan ini ada dua kata kunci yang perlu kita pahami yakni manusia dan budaya.
a.       Manusia
Adapun manusia dalam sudut pandang terminologi, kita bisa melihat dari berbagai
macam bidang keilmuan. Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia adalah suatu mahluk yang
meiliki ciri tertentu dan memiliki keintelektualan yang tinggi dan membutuhkan kepada yang lainnya. Yang lainnya disini entah kepada Tuhan atau kepada sesama mahluk.
b.      Budaya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam arti terminologi budaya adalah sebuah system yang memiliki koherensi.
Menurut E.B Taylor (1987) kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral
hukum, adat istiadat, pembawaan lain yang di peroleh dari anggota masyarakat yang terbentuk dari anggota masyarakat yang terbentuk dari pemahaman suatu bangsa.
Menyadari bahwa budaya atau kebudayaan merupakan istilah yang di terjemahkan
berbeda-beda oleh para ahli, saya hanya ingin mengatakan bahwa budaya adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Hal ini untuk tidak memperuncing permasalahan yang akan membuat tulisan ini tidak bisa selesai nantinya.
Setelah kita mengetahui tentang manusia dan budaya, sekarang kita akan mulai berbicara permasalahan inti, yakni manusia sebagai mahluk berbudaya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
budaya adalah sesuatu bagian dari manusia tidak akan pernah terpisahkan, karena tabiat manusia itu sendiri adalah berbudaya. Kenapa begitu? Jika kita melihat arti manusia secara bahasa, yakni dari kata manu, memiliki arti berfikir, berakal budi. Dan budaya sendiri dalam arti bahasa berarti akal atau budi, sehingga jika kita menarik garis lurus antara arti kata manusia dan budaya, maka kita akan mendapatkan dua kata kunci, yakni akal dan budi. hal ini menunjukkan keterkaitan diantara keduanya. Mengenai keterkaitan keduanya kita bisa memperhatikan gambar di bawah ini:
Jika kita melihat keadaan di sekeliling kita banyak sekali contoh-contoh yang
menunjukkan manusia sebagai mahluk yang berbudaya, misalnya, kebiasaan masyarakat untuk mengadakan sholawatan dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad SAW, mengunjungi makam para wali, budaya bau nyale di wilayah nusa tenggara barat. Dan berbagai macam budaya lain di nusantara ini yang sampai sekarang masih tetap di laksanakan karena kepercayaan mereka kepada nenek moyang mereka, sekaligus sebagai bukti bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya.
Dalam Al qur an sendiri ada beberapa ayat-ayat Al qur an, yang menunjukkan manusia sebagai mahluk yang berbudaya, misalnya dalam firman Allah: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam merupakan tanda bagi orang-orang yang berfikir yaitu orang-orang yang mengingat Allah dengan cara berdiri, duduk ataupun berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, maka mereka berkata, ya Tuhan kami,tidaklah kau menciptkan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci engkau, maka lindungilah kami dari api neraka”.
Pada ayat di atas kita menemukan kata berfikir pada ayat pertama yang merupakan arti manusia, dan pada ayat kedua kita menemukan kata mengingat Allah (akhlak/budi) yang merupakan arti kata budaya, sehingga dengan demikian nyatalah alasan kita kiranya jika kita mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya. Karena hanya orang yang berbudayalah yang bisa menggapai derajat yang telah Allah janjikan dalam surat Al Mujadalah ayat 11. Dengan demikian marilah kita selalu memperbaiki diri kita sebgai mahluk yang berbudaya dan semakin bersemangat terus untuk mengembangkan budaya kita, tentunya budaya yang di pandang benar oleh syariat.


                          Bab 2
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA


Manusia pada dasarnya bisa naik atau turun derajatnya. Naik derajatnya jika punya ilmu setelah ilmu manusia akan meningkat derajatnya dengan ketakwaan dan yang paling terakhir adalah Tuhan. sedangkan turun derajatnya mereka akan seperti hewan ternak dibawah hewan ternak masih ada lagi yang lebih rendah drajatnya yaitu orang kafir.

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

A. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayahyaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasiBudaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

CIPTA : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya hasil dari cipta berupa ilmu pengetahuan.
KARSA : Kerinduan manusia untuk menyadari ”sangkanparan” hasilnya berupa nama keagamaan dan kepercayaan.
RASA : Kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan untuk
menikmati keindahan. Hasilnya berupa nama keindahan dan hasil seni.

Menurut E.B. Tylor:
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut R. Linton:
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.
Menurut Prof Dr. Koentjaraningrat:
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.


B. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budiatau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individuDalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Ada beberapa pengertian tentang manusia seperti yang di bawah ini:

1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yang mulia.


2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan: kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yang bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan

3. Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yang paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yang menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yang tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke dalam waktu yang tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yang benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yang lebih mulia daripada eksistensi.

4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yang memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yang belum diberikan alam.

6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yang ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yang ada. Kekuatan inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.




7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yang ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif yang lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yang independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan punya arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

Definisi manusia
Manusia bisa dikatakan sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, termasuk diantaranya malaikat, jin, iblis, binatang, dan lainnya.
Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:
1 . Jasmani.
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2 . Ruh. 
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa. 
An Nafsun/rasa dan perasaan. Terdiri atas 3 unsur:
à Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat jin, sifatnya adalah: rakus, pemalas, serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat. 
à Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat iblis, sifatnya adalah: sombong, merusak, angkara murka dll (menentang)-menjadi pengacau masyarakat. 
à Natiqoh/Muthmainah (darah putih), dipengarui sifat malaikat, sifatnya adalah: bijaksana, tenang, berbudi luhur, berachlak tinggi dan mulia- menciptakan kedamaian dan kasih sayang. 

Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:

1. Akal (timbangan) haq atau bathil 
2. Pikir (hitungan) Untung rugi
3. Zikir (ingatan) ingat Allah


Peranan manusia

1. Belajar (surat An-Naml : 15-16 dan Al-Mukmin :54)

Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.

2. Mengajarkan Ilmu (Al-Baqarah : 31-39)
Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.

3. Membudayakan Ilmu (Al-Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.

Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.

Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara manusia yang memainkan perannya itu.

Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata manusia.

Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.

“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang diperintahkan”. Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri sebelum berperan untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri sendiri secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah pribadi telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata pada saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa membangun sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.


Jasmani
Jasmani adalah suatu sifat yang berada di luar atau di sebut fisik .
Biasanya berhubungan dengan apa yg kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari, dan biasanya wanita sangat menjaga jasmaninya sehari-hari, dengan cara berdandan mereka dapat merubah suatu jasmani
Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.
Namun kebanyakan manusia selalu merasa tidak puas dengan jasmaninya yang telah di beri oleh sang maha kuasa yang bisanya berdampak kepada kesehatan manusia itu sendiri jika mereka salah merawat dirinya.
Ada yg berdampak kematian dan lain-lain itu semua karena rohani seorang manusia yang kurang kuat dengan kebiasaannya, dan kebiasaan tradisionalnya yg seharusnya baik untuk jasmani manusia, secara perlahan sudah meninggalkan dengan perlahan menjadi  kebiasaan yg lebih moderen tapi selalu di salah gunakan .
Seperti saat ini kebiasaan remaja yg selalu ingin merawat jasmaninya namun salah karna mereka hanya meliat dengan hasil yg memuaskan namun mereka tidak memikirkan bagai mana jika suatu jasmani kita di rubah dan apa yg menjadi dampak dari semu itu .
Banyak pergaulan bebas yang dapat merugikan jasmani kita yg harusnya kita jaga dengan sebaik-baiknya malah menjadi bentuk perusakan pada jasmani seseorang dengan pergaulan bebas kita dapat terserang penyakit yg berdampak pada kitanya sendiri dan orang banyak jiga mereka terjangkit virus tersebut.
Biasanya mereka merusak jasmani mereka dalam bentuk kesusilaan dengan cara tattoo, menggunakan narkoba dan lain-lain dampak yg di perbuat mereka tanpa mereka sengaja mereka sudah merusak jasmani mereka yang dapat berdampak kepada mereka sendiri .
Banyak hal atau banyak kebiasaan yang secara tidak langsung kita dapat merusak jasmani seseorang oleh karna itu kita harus membiasakan merawat jasmani kita dengan sebaik-baiknya karna kita telah di beri oleh sang maha kuasa kesempurnaan kepada kita gar kita dapat merawat diri kita dengan sebaik-baiknya

Agar terbentuk jasmani kita yg sehat dan bugar kita harus selalu berolah raga dengan rutin, berfikir positif dan makan-makanan yg sehat untuk jasmani kita .


Rohani
Membedakan yang salah dan yang benar, serta menganalisis sesuatu yang sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan formal maupun informal. Di samping itu rohani juga di kenal dengan batin atau jiwa sehingga ini sangat di butuhkan dalam tubuh kita.

C.  Manusia Makhluk Yang Berakal
Pengertian akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikanformal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah.
Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang betul-betul sama. 
Akal berasal dari bahasa Arab 'aql yang secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap sesuatu.  Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam hubungannya dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri, serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini.
Akal juga bisa berarti jalan atau cara melakukan sesuatu, daya upaya, dan ikhtiar. Akal juga mempunyai konotasi negatif sebagai alat untuk melakukan tipu daya, muslihat, kecerdikan, kelicikan.
Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekedar makan, tidur, dan berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang asal-usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa tidak pastinya kehidupan ini. 
Freud membagi manusia menjadi tiga wilayah pokok, antara lain:
1. id, yang mempersamakan id dengan instink atau naluri
2. ego, yang merupakan akal fikiran
3. super ego, yakni adat kebiasaan sosial dan kaidah moral
Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar, dipercayakan kepada instink, maka diberikan pada akal (ego) peran yang strategis dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap instink (id) sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang rasional serta tuntutan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).
Kant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu adalah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan ukuran hukum alam. Dengan kata lain, rasional adalah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam, menurut Kant.
Contoh 
Pesawat terbang yang beratnya ratusan ton, kok bisa terbang?
Jawabannya adalah Ya, dengan alasan karena pesawat itu telah dirancang sesuai dengan hukum alam. Itu rasional. Lain halnya dengan cerita Nabi Musa yang melemparkan tongkatnya ke tanah, lantas tongkat itu menjadi ular, segera saja Anda mengatakan bahwa itu tidak rasional karena menurut hukum alam adalah tidak mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.

Bab 3
Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a.       Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
b.       Kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar
c.       Kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
d.      Sesuatu yang rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan hukum alam 

Daftar Pustaka

Ø  Id.wikipedia.org
Ø  angga17kireina.wordpress.com