Jumat, 04 November 2011

Kesenjangan Sosial

Permasalahan Sosial mengenai Hal Kesenjangan Sosial

Kelas-kelas di dunia kita didasarkan pada ras, pendidikan etnis, dan politik. Dari dari fenomena stratifikasi sosial adalah kesenjangan sosial, yang adalah distribusi sumber daya membagi masyarakat ke dalam peringkat,, keluarga agama nilai, dan pendidikan. Divisi tersebut seharusnya tidak terjadi dalam masyarakat kita, tetapi kebenaran yang menyedihkan bahwa hal itu.

Didefinisikan sebagai ras genetik (perbedaan dalam frekuensi gen dalam kelompok yang berbeda), hukum (undang-undang dikembangkan untuk menentukan siapa yang tidak putih hukum segregasi misalnya Australia dan Afrika Selatan Apartheid hukum), dan, yang paling menentukan sosial (sedikit perhatian diberikan pada fitur keturunan , jika seseorang menyajikan diri mereka sebagai anggota ras dan lain-lain menerima mereka, mereka termasuk ras itu).

Etnis ini berbeda dengan ras sebagai etnis adalah definisi budaya yang berbeda yang mengidentifikasi orang dengan sebagai, pola keluarga adat dan agama. Masalah terbesar yang muncul dalam hubungan ras dan etnis adalah prasangka, yang lahir dari pra-penilaian dan kurangnya pengetahuan.

Prasangka terhadap orang yang kita anggap 'berbeda' memiliki konsekuensi negatif seperti membatasi visi kita tentang dunia. Tapi jauh lebih buruk adalah efeknya pada masyarakat; mengarah pada diskriminasi dan konsekuensi dari diskriminasi ketidaksetaraan.

Namun, ada harapan pada akhirnya, bagi orang-orang dapat bergerak secara sosial, yang merupakan pergerakan orang antara kelas-kelas sosial. Ide masyarakat adalah bahwa jika Anda bekerja cukup keras Anda akan bergerak naik dalam masyarakat, tapi ini tidak selalu benar. Orang dapat bergerak ke bawah dalam skala sosial, atau mungkin mulai di bagian bawah dan tinggal di sana karena mereka tidak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang lain mungkin memiliki. Orang-orang ini memiliki peluang kurang dari orang lain namun mereka dipandang rendah karena mereka tidak upwardly mobile. Bagaimana orang bisa naik secara sosial jika mereka tidak berada pada lapangan bermain yang sama untuk memulai dengan?
 
Selama orang terus bertindak seperti yang mereka lakukan, ketidaksetaraan dan rasisme akan ada. Pendidikan adalah kunci, dan sementara orang tua dapat ditetapkan dengan cara mereka dan tidak mungkin bersedia untuk mengubah pandangan mereka, kita harus mendidik anak-anak, yang adalah masa depan. Anak-anak harus diajarkan bahwa semua orang adalah sama dan berpikir yang lain adalah salah. Kita semua diciptakan sama. Manusia membuat kita tidak begitu.

Permasalahan Sosial yang Menyangkut Kebudayaan Indonesia

Kritikan  Tentang Permasalahan Sosial Kebudayaan Indonesia
 
Sebenarnya masalah kebudayaan yang sering terjadi  di lingkungan kita saat ini, itu adalah karena kita sendiri, karena tingkah laku kita yang tidak sesuai dengan norma adat yang ada di lingkungan kita. Kita tidak bisa mempertahankan kebudayaan kita oleh pengaruh kebudayaan luar.Mulai dari pengaruh kebudayaan barat yang datang ke Indonesia.
 
Sebenarnya  itu membuat masyarakat, penduduk dan kebudayaan kita bercorak. Mulai ada perubahan sedikit demi sedikit, kebudayaan barat merubah kebudayaan serta tingkah laku kita. Mulai dari cara berpakaian, bertutur kata  yang agak kebarat-baratan (seperti cinta laura), itu sudah ada pada kita apalagi dikalangan remaja. Sebenarnya kebudayaan barat yang datang ke Indonesia, itu adalah hal yang baik, agar kita bisa saling mempelajari kebudayaan barat itu sendiri, tetapi kalau kita bisa menerima nya dan mencontohnya dengan mengambil nilai positif. Tetapi, pada masyarakat Indonesia ini sudah salah menerima kebudayaan barat itu. Kebudayaan barat itu bukan kebudayaan yang harus kita junjung tinggi , kita tiru sama persis dengan gaya mereka. Dengan sikap kita yang begitu, kita mulai menghilangkan kebudayaan Indonesia itu sendiri, norma dan adat kita mulai hilang. Contohnya saja pakaian umumnya sering dipakai oleh kaum hawa yang terlalu terbuka seperti mereka di kebudayaan barat. Kenakalan yang mulai merasuki remaja di Indonesia itu karena kurang nya orang tua dan lingkungan mereka menanamkan norma-norma kebudayaan Indonesia, makanya mereka mulai meniru kebudayaan luar yang mereka dapatkan di televisi. Pada hakekat nya kebudayaan barat dan kebudayaan Indonesia sangat jauh berbeda.
 
Seperti contoh berikut : jika ada wanita yang berpenyakit HIV/AIDS, sering keluar malam, mabuk-mabukan, ganti-ganti pasangan, itu sudah di kucilkan, dicibir, bahkan di usir dari kampung karna sudah di cap sebagai wanita yang tidak benar. Tetapi coba saja lihat di kebudayaan barat, itu adalah tingkah laku yang biasa saja, yang tidak perlu diherankan lagi. Karna kebudayaan barat juga menganut Liberalisme (penduduknya bebas sebebas-bebasnya).
Padahal kalau kita bisa menerima dengan sikap positif , kita bisa saja memadukan antara kebudayaan Indonesia dan kebudayaan  Barat, mungkin bisa menjadi pandangan dan pedoman hidup kita kedepan. Karena kebudayaan suatu bangsa adalah cerminan dari kepribadian bangsa itu sendiri. Kalau kebudayaan kita mulai hilang dan rusak, berarti kepribadian penduduk kita juga sudah rusak.

Selain itu juga, permasalahan kebudayaan itu terjadi karena pemerintah kurang melestarikan budaya-budaya Indonesia. Pemerintah tidak membuat UU tentang perlindungan setiap budaya yang ada. Karena itu juga, para masyarakat juga telah mulai mengurangi untuk melestarikan budaya negara kita sendiri. Apalagi para kaum muda saat ini, lebih menyukai, meniru kebudayaan barat.

Untuk para pembaca yang peduli dan ingin melestarikan budaya-budaya Indonesia kita ini, alangkah baik nya kita mengurangi kebiasaan kebudayaan barat itu, dan mulai membiasakan kebiasaan kebudayaan kita , mulai untuk hidup yang memakai norma adat dan kebudayaan kita lagi, agar tidak hilang dan pudar budaya-budaya kita oleh tingkah laku kita sendiri.