Kata Pengantar
Puji syukur penulis
panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata
pelajaran mulok PLH dengan membahas penyakit
endemik dalam bentuk
makalah.
Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Dosen pada bidang IBD yang telah memberikan tugas,
petunjuk, kepada penulis
sehingga penulis termotivasi dan
menyelesaikan tugas ini.
2.
Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan
sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat
tercapai.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. LATAR
BELAKANG ................................................................................................ 1
B.
RUMUSAN
MASALAH ........................................................................................... 2
BAB II MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA ........................................... 3
A.
PENGERTIAN BUDAYA DAN KEBUDAYAAN ................................................... 3
B.
PENGERTIAN MANUSIA ....................................................................................... 4
C.
MANUSIA MAKHLUK YANG BERAKAL ............................................................ 9
BAB III KESIMPULAN .................................................................................................. 11
A.
KESIMPULAN
.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12
Bab 1
Pendahuluan
Jika kita berbicara tentang manusia sebagai mahluk berbudaya,
berarti kita akan
memandang manusia
dari kacamata budaya. Mengenai hal ini sepertinya sudah cukup banyak pendapat
atau bukti manuisa sebagai mahluk yang berbudaya. Tulisan ini hanyalah sebagai
kecil dari tulisan-tulisan yang menjelaskan manusia sebagai mahluk berbudaya,
namun demikian dalam tulisan ini saya akan mencoba memaparkan tentang
permasalahan ini dengan mengaitkan dengan agama islam. Tentunya dengan
sumber-sumber yang saya pandang penting dalam menunjang tulisan ini.
B.
Baiklah kita mulai permasalahan pertama dengan memahami kata
manusia, karena pada dasarnya dalam permasalahan ini ada dua kata kunci yang
perlu kita pahami yakni manusia dan budaya.
a. Manusia
Adapun manusia dalam sudut pandang terminologi, kita bisa
melihat dari berbagai
macam bidang
keilmuan. Misalnya dalam kacamata biologi manusia diartikan sebagai spesies primata
dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam
antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi
mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama
berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu
sama lain serta pertolongan.
Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa manusia adalah
suatu mahluk yang
meiliki ciri
tertentu dan memiliki keintelektualan yang tinggi dan membutuhkan kepada yang lainnya.
Yang lainnya disini entah kepada Tuhan atau kepada sesama mahluk.
b. Budaya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu
buddhayah, yang
merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia.
Dalam arti terminologi budaya adalah sebuah system yang memiliki
koherensi.
Menurut E.B Taylor
(1987) kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral
hukum, adat
istiadat, pembawaan lain yang di peroleh dari anggota masyarakat yang terbentuk
dari anggota masyarakat yang terbentuk dari pemahaman suatu bangsa.
Menyadari bahwa budaya atau kebudayaan merupakan istilah yang di
terjemahkan
berbeda-beda oleh
para ahli, saya hanya ingin mengatakan bahwa budaya adalah bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Hal ini untuk tidak memperuncing
permasalahan yang akan membuat tulisan ini tidak bisa selesai nantinya.
Setelah kita mengetahui tentang manusia dan budaya, sekarang
kita akan mulai berbicara permasalahan inti, yakni manusia sebagai mahluk
berbudaya.
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
budaya adalah
sesuatu bagian dari manusia tidak akan pernah terpisahkan, karena tabiat
manusia itu sendiri adalah berbudaya. Kenapa begitu? Jika kita melihat arti
manusia secara bahasa, yakni dari kata manu, memiliki arti berfikir, berakal
budi. Dan budaya sendiri dalam arti bahasa berarti akal atau budi, sehingga
jika kita menarik garis lurus antara arti kata manusia dan budaya, maka kita
akan mendapatkan dua kata kunci, yakni akal dan budi. hal ini menunjukkan
keterkaitan diantara keduanya. Mengenai keterkaitan keduanya kita bisa
memperhatikan gambar di bawah ini:
Jika kita melihat
keadaan di sekeliling kita banyak sekali contoh-contoh yang
menunjukkan manusia
sebagai mahluk yang berbudaya, misalnya, kebiasaan masyarakat untuk mengadakan
sholawatan dalam rangka menyambut maulid nabi besar Muhammad SAW, mengunjungi
makam para wali, budaya bau nyale di wilayah nusa tenggara barat. Dan berbagai macam
budaya lain di nusantara ini yang sampai sekarang masih tetap di laksanakan
karena kepercayaan mereka kepada nenek moyang mereka, sekaligus sebagai bukti
bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya.
Dalam Al qur an sendiri ada beberapa ayat-ayat Al qur an, yang
menunjukkan manusia sebagai mahluk yang berbudaya, misalnya dalam firman Allah:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan
malam merupakan tanda bagi orang-orang yang berfikir yaitu orang-orang yang
mengingat Allah dengan cara berdiri, duduk ataupun berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, maka mereka berkata, ya Tuhan
kami,tidaklah kau menciptkan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci engkau, maka
lindungilah kami dari api neraka”.
Pada ayat di atas kita menemukan kata berfikir pada ayat pertama
yang merupakan arti manusia, dan pada ayat kedua kita menemukan kata mengingat
Allah (akhlak/budi) yang merupakan arti kata budaya, sehingga dengan demikian
nyatalah alasan kita kiranya jika kita mengatakan bahwa manusia adalah mahluk
yang berbudaya. Karena hanya orang yang berbudayalah yang bisa menggapai
derajat yang telah Allah janjikan dalam surat Al Mujadalah ayat 11. Dengan
demikian marilah kita selalu memperbaiki diri kita sebgai mahluk yang berbudaya
dan semakin bersemangat terus untuk mengembangkan budaya kita, tentunya budaya yang
di pandang benar oleh syariat.
Bab 2
MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia pada dasarnya bisa naik atau turun
derajatnya. Naik derajatnya jika punya ilmu setelah ilmu manusia akan meningkat
derajatnya dengan ketakwaan dan yang paling terakhir adalah Tuhan. sedangkan
turun derajatnya mereka akan seperti hewan ternak dibawah hewan ternak masih
ada lagi yang lebih rendah drajatnya yaitu orang kafir.
Manusia sebagai makhluk
yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal
budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia
itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang
selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
A. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang
berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai
singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayahyaitu
bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan
dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam
bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari
kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti
culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk
dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
CIPTA : Kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang
ada dalam pengalamannya hasil dari cipta berupa ilmu pengetahuan.
KARSA : Kerinduan manusia untuk menyadari ”sangkanparan” hasilnya
berupa nama keagamaan dan kepercayaan.
RASA : Kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan
dorongan untuk
menikmati keindahan. Hasilnya berupa nama keindahan dan hasil
seni.
Menurut E.B. Tylor:
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut R. Linton:
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku,
yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat
tertentu.
Menurut Prof Dr. Koentjaraningrat:
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem,
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
B. Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budiatau makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah
konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism).Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu
lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal
(geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Ada beberapa pengertian tentang
manusia seperti yang di bawah ini:
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk
natural dan supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yang
mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah
kekuatannya yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan: kemauan dalam arti
bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama
yang bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat
sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan
bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial,
kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah
kualitasnya yang paling menonjol; Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya
refleksi yang menakjubkan, ia memahami aktualitas dunia eksternal, menyingkap
rahasia yang tersembunyi dari pengamatan, dan mampu menganalisa masing-masing
realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan serba-indera dan
akibat saja, tetapi mengamati apa yang ada di luar penginderaan dan menyimpulkan
penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya dan
memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke
dalam waktu yang tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yang
benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat
yang lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini
berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan
atas kehadirannya sendiri; ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan
menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif
tingkah lakunya ini memisahkan dirinya secara keseluruhan dari alam, dan
menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini menyebabkan manusia memiliki kekuatan
ajaib-semu –quasi-miracolous– yang memberinya kemampuan untuk melewati
parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan dan kedalaman
eksistensial yang tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yang belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yang
ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah puas dengan apa yang ada, tetapi
berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yang seharusnya. Idealisme adalah faktor
utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak memberikan
kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yang ada. Kekuatan
inilah yang selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki,
mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah
timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yang ada
antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu motif
yang lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat
disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang
merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan
ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia
alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau
sebagai suatu gejala yang bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan,
ikut campur dalam alam yang independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan
mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan
ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yang tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Definisi manusia
Manusia bisa dikatakan sebagai makhluk yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, termasuk diantaranya
malaikat, jin, iblis, binatang, dan lainnya.
Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur
yaitu:
1 . Jasmani.
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2 . Ruh.
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk
menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa.
An Nafsun/rasa dan perasaan. Terdiri atas 3
unsur:
à Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat jin,
sifatnya adalah: rakus, pemalas, serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi
beban masyarakat.
à Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat
iblis, sifatnya adalah: sombong, merusak, angkara murka dll (menentang)-menjadi
pengacau masyarakat.
à Natiqoh/Muthmainah (darah putih), dipengarui sifat
malaikat, sifatnya adalah: bijaksana, tenang, berbudi luhur, berachlak tinggi
dan mulia- menciptakan kedamaian dan kasih sayang.
Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri
atas 3 bagian juga:
1. Akal (timbangan) haq atau bathil
2. Pikir (hitungan) Untung rugi
3. Zikir (ingatan) ingat Allah
Peranan
manusia
1. Belajar (surat An-Naml :
15-16 dan Al-Mukmin :54)
Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat
al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2. Mengajarkan Ilmu (Al-Baqarah : 31-39)
Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan
hanya ilmu yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.
3. Membudayakan Ilmu (Al-Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri
dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri
sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya
sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan
Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun
hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa
piciknya kalau kita hanya tertawa senang sewaktu diberi. Sebaliknya menangis
duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil sesuatu dari kita. Yang terpenting
adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak terjang hidup kita dengan kebenaran
Kejujuran dan keadilan.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu
iba diri Dan mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia
manusia adalah pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan
Sutradara yang menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting
Melainkan cara manusia yang memainkan perannya itu.
Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang
raja besar, Kalau tidak pandai dan baik permainannya ia akan tercela.
Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak berarti Peran sebagai
seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu memainkannya dengan
sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata manusia.
Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan
rakyat Bila ia lalim rakus dan melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya
direndahkan dimata manusia Dan juga dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan
hati manusia Yang menyenangkan Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan
dianggap rendah namun mempunyai sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan
kebajikan Yang melandaskan kelakuannya pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah
yang paling mulia dimata Tuhan.
“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan,
diatasnya terdapat malaikat malaikat yang bengis dan sadis yang tidak
mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka melakukan apa yang
diperintahkan”. Itulah firman Allah yang
diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya selama hidup di muka
bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari peran untuk
keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri
sebelum berperan untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam
diri sendiri secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika
sebuah pribadi telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa
berperan untuk orang lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang
teman yang pernah berbagi dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata
pada saya”kawan untuk kita bisa memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya
kita harus dalam kondisi lebih terlebih dahulu, tidak mungkin kita dalam
kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng lain”.Jadi untuk bisa membangun
sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang lebih besar lagi maka
haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu membangun diri kita.
Jasmani
Jasmani adalah suatu sifat yang berada di luar atau di sebut fisik .
Biasanya
berhubungan dengan apa yg kita butuhkan dalam kehidupan sehari-hari, dan
biasanya wanita sangat menjaga jasmaninya sehari-hari, dengan cara berdandan
mereka dapat merubah suatu jasmani
Kebutuhan
Jasmani / Kebutuhan Fisik
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau
tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau
cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.
Namun
kebanyakan manusia selalu merasa tidak puas dengan jasmaninya yang telah di
beri oleh sang maha kuasa yang bisanya berdampak kepada kesehatan manusia itu
sendiri jika mereka salah merawat dirinya.
Ada
yg berdampak kematian dan lain-lain itu semua karena rohani seorang manusia
yang kurang kuat dengan kebiasaannya, dan kebiasaan tradisionalnya yg
seharusnya baik untuk jasmani manusia, secara perlahan sudah meninggalkan
dengan perlahan menjadi kebiasaan yg lebih moderen tapi selalu di salah
gunakan .
Seperti
saat ini kebiasaan remaja yg selalu ingin merawat jasmaninya namun salah karna
mereka hanya meliat dengan hasil yg memuaskan namun mereka tidak memikirkan
bagai mana jika suatu jasmani kita di rubah dan apa yg menjadi dampak dari semu
itu .
Banyak
pergaulan bebas yang dapat merugikan jasmani kita yg harusnya kita jaga dengan
sebaik-baiknya malah menjadi bentuk perusakan pada jasmani seseorang dengan
pergaulan bebas kita dapat terserang penyakit yg berdampak pada kitanya sendiri
dan orang banyak jiga mereka terjangkit virus tersebut.
Biasanya
mereka merusak jasmani mereka dalam bentuk kesusilaan dengan cara tattoo,
menggunakan narkoba dan lain-lain dampak yg di perbuat mereka tanpa mereka
sengaja mereka sudah merusak jasmani mereka yang dapat berdampak kepada mereka
sendiri .
Banyak
hal atau banyak kebiasaan yang secara tidak langsung kita dapat merusak jasmani
seseorang oleh karna itu kita harus membiasakan merawat jasmani kita dengan
sebaik-baiknya karna kita telah di beri oleh sang maha kuasa kesempurnaan
kepada kita gar kita dapat merawat diri kita dengan sebaik-baiknya
Agar
terbentuk jasmani kita yg sehat dan bugar kita harus selalu berolah raga dengan
rutin, berfikir positif dan makan-makanan yg sehat untuk jasmani kita .
Rohani
Membedakan yang salah dan
yang benar, serta menganalisis sesuatu yang sangat tergantung luas pengalaman
dan tingkat pendidikan formal maupun informal. Di samping itu rohani juga di
kenal dengan batin atau jiwa sehingga ini sangat di butuhkan dalam tubuh kita.
C. Manusia Makhluk Yang Berakal
Pengertian akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang
berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu
yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal, dari manusia
pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah
manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai
apakah sesuai benar atau salah.
Namun, karena kemampuan manusia dalam menyerap pengalaman dan
pendidikan tidak sama. Maka tidak ada kemampuan akal antar manusia yang
betul-betul sama.
Akal berasal dari bahasa Arab 'aql yang
secara bahasa berarti pengikatan dan pemahaman terhadap
sesuatu. Pengertian lain dari akal adalah daya pikir (untuk memahami
sesuatu), kemampuan melihat cara memahami lingkungan, atau merupakan kata lain
dari pikiran dan ingatan. Dengan akal, dapat melihat diri sendiri dalam
hubungannya dengan lingkungan sekeliling, juga dapat mengembangkan konsepsi-konsepsi mengenai watak dan keadaan diri kita sendiri,
serta melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap rasa ketidakpastian yang esensial hidup ini.
Akal fikiran tidak hanya digunakan untuk sekedar makan, tidur, dan
berkembang biak, tetapi akal juga mengajukan beberapa pertanyaan dasar tentang
asal-usul, alam dan masa yang akan datang. Kemampuan berfikir mengantarkan
pada suatu kesadaran tentang betapa tidak kekal dan betapa
tidak pastinya kehidupan ini.
Freud membagi manusia menjadi tiga wilayah pokok, antara lain:
2. ego, yang merupakan
akal fikiran
Sesuai kebutuhan mutlak yang tidak dapat ditawar-tawar,
dipercayakan kepada instink, maka diberikan pada akal (ego) peran yang strategis
dalam perencanaan bentuk pemuasan terhadap instink (id) sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh kenyataan yang rasional serta
tuntutan adat kebiasaan sosial dan kepercayaan (super ego).
Contoh
Pesawat terbang yang
beratnya ratusan ton, kok bisa terbang?
Jawabannya adalah Ya, dengan alasan karena pesawat itu
telah dirancang sesuai dengan hukum alam. Itu rasional. Lain halnya dengan
cerita Nabi Musa
yang melemparkan tongkatnya ke tanah, lantas tongkat itu menjadi ular, segera saja Anda
mengatakan bahwa itu tidak rasional karena menurut hukum alam adalah tidak
mungkin tongkat dapat berubah menjadi ular.
Bab
3
Kesimpulan
Dari uraian di
atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a.
Kebudayaan itu hanya dimiliki oleh
masyarakat manusia;
b.
Kebudayaan itu tidak diturunkan secara
biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar
c.
Kebudayaan itu didapat, didukung dan
diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat
d.
Sesuatu yang rasional ialah sesuatu yang mengikuti atau sesuai dengan
hukum alam
Daftar Pustaka
Ø Id.wikipedia.org
Ø angga17kireina.wordpress.com